Gadis itu memendam rasa, tapi dia tak tahu apa namanya
Bujang itu pun begitu, menyimpan rasa, tapi juga tak tahu apa namanya
Mereka saling berhadapan, tapi tak berani berkata apa-apa
Padahal bila tak jumpa, hati mereka tak karuan
Mereka duduk berseberangan, sama-sama saling diam
Tetap saja diam... bahkan ketika ada penengah
Mereka bicara tanpa suara
Penengahpun tak ada artinya, hanya jadi penonton saja
Ada rayuan berupa pandangan yang diberikan bujang
Ada tanggapan sebuah senyuman dari si gadis
Ada kata pinta yang terbang lewat udara
Ada kata yang mampir di sela ventilasi rumah
Mereka tetap diam, eh.. bukan... bukan diam
Mereka bicara, hanya tanpa suara
Mereka saling pandang
Si gadis berbisik dalam hati, kapan dia bicara?
Si bujang bertanya dalam hati, apa aku tak terlalu berharap?
Keduanya hanya saling pandang...
Penengah hanya menonton saja...
Hingga keduanya merasa lelah dan berbisiklah si penengah...
--- Ungkapkan yang ingin kau ungkapkan
--- Dia tak suka digantungkan
Sang bujang menatap lagi tapi tak bicara juga
Hingga sang gadis berkata lembut, Aku pergi saja
Si bujang tak rela... dia menahan
Tunggulah, ada yang ingin kuutarakan
Tapi suasana hening lagi... tak ada suara
Si gadis menunggu
Jangan membuatku cemburu, kata si bujang
Si gadis hanya mampu menatap
Mereka, lelaki-lelaki perkasa yang mendekatimu, jangan kau beri harap, aku tak rela
Si gadis tak bergeming
Aku tak bisa mengungkapkan lebih dari itu
Si gadis menarik nafas, lalu menghempasnya
Kau tak bisa tegas, rengek si gadis
Si bujang diam menatap
Asal kau tahu... aku pun cemburu padamu
Wanita-wanita cantik paras itu mengelilingimu dan aku hanya diam termangu
Si bujang tak bersuara
Aku tak pernah memberi harap, karena aku sebenarnya berharap
Si bujang menunduk
Si gadis pergi, tak ada kata kejelasan
Si bujang pergi, juga tak memberi kejelasan
UNTUK DUA PENCINTA
05.53 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
hmmmm,,
menarik......
Posting Komentar