Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Aku Mengeluh, melenguh

Aku mengeluh, melenguh

Pada titik-titik dosa yang kulalui dengan kehampaan dan pembenaran

Seolah Tuhan tidak menyaksikan tiap baris langkah yang kutorehkan


Aku mengeluh, melenguh

Pada genangan goresan luka yang kusayatkan

Pada pohon-pohon perdu yang berdiam berharap


Aku mengeluh, melenguh

Pada sosok ‘aku’ yang tertawa riang

Sementara matanya nanar tak bergerak

Dipenuhi gelembung lahar pecah berhamburan


Aku mengeluh, melenguh

Pada kediaman diri akan gumpalan hitam yang meraja

Seolah tak memberi pagar atas batas nyata, maya, baik, buruk


Aku mengeluh, melenguh

Pada hampa akan dunia yang menggoreskan cerita

Aku ada dalam gelimang pedih yang tak bertepi

Merasa sendiri dalam jenuh yang tak terperi,

Meringkih berlari, meratapi diri


Aku mengeluh, melenguh

Di hari dimana harusnya senyum penuh canda

Tawa penuh riang, tangis bersama bahagia

Rindu bersama rima bertahta dalam jingga

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Einid Shandy mengatakan...

Kini tanyaku datang padamu
kenapa kau mengeluh, melenguh?
langit sempat berdongeng padaku
janganlah mengeluh di atas hidup
dan Tuhan pun tentunya melihatmu
meski kau hanya satu di antara ribuan makhluk
ciptaan-Nya


Hai, salam kenal.
Puisinya bagus bgt, msuk di hati. :)
Maaf, numpang menorehkan sebait puisi sahutan untukmu.

Posting Komentar